Sejarah Indonesia : Sejarah perubahan lambang negara Indonesia - Pancasila

Judul :Sejarah Indonesia : Sejarah perubahan lambang negara Indonesia - Pancasila. Label: , . Sejarah Indonesia : Sejarah perubahan lambang negara Indonesia - Pancasila. Siapa yang tahu sejarah burung garuda atau Pancasila? Mungkin kalau kesaktian pancasila pada tanggal 1 oktober semua banyak yang tahu karena dari kecil kita dicekoki film Gestapu sebagai bukti kesaktian pancasila. Tapi kalau sejarah bagaimana pancasila menjadi lambang negara dan proses apa yang terjadi dibalik semua itu , tentu banyak yang tidak tahu. Oleh sebab itu kami , tim bacaankeluarga.blogspot.com menyajikan runtutan sejarah bagaimana Pancasila dibuat dan dirancang sebagai lambang negara ini. Artikel ini disarikan dari berbagai sumber.


Semoga bermanfaat dan jangan sungkan untuk menyebarkan informasi ini untuk menumbuhkan rasa nasionalisme kepada teman-teman kita lainnya yang saat ini mungkin masih buta sejarah , sejarah bangsa khususnya sejarah burung garuda sebagai lambang negara.










Pada saat Republik Indonesia Serikat (RIS) dibentuk, Sultan Hamid II diangkat jadi Menteri Negara zonder porto folio yang ditugaskan oleh presiden soekarno untuk merencanakan, merancang dan merumuskan gambar lambang negara.

Maka pada tanggal 10 januari 1950 dibentuklah panitia teknis dengan nama panitia lencana negara di bawah koordinator menteri negara zonder porto folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis muhammad yamin yang jadi ketua sedangkan Ki Hajar Dewantoro, M. A. Pellaupessy, Mohammad Natsir, dan RM Ngabehi Purbatjaraka jadi anggota. Para panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk kemudian dipilih dan diajukan pada pemerintah.

Merujuk info yang dijabarkan oleh bung hatta didalam buku “Bung Hatta Menjawab”,  untuk melaksanakan ketentuan sidang kabinet tersebut menteri priyono melaksanakan sayembara. Dan kemudian terpilih dua rancangan lambang negara yang paling baik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M.Yamin. Kemudian pada proses berikut yang diterima pemerintah dan dpr adalah rancangan Sultan Hamid II. Alasan karya m. yamin ditolak adalah sebab memasukkan sinar-sinar matahari dan memperlihatkan dampak atau pengaruh dari jepang.

Sesudah rancangan terpilih, dialog intensif terjadi antara perancang ( sultan hamid ii ), presiden ris soekarno dan perdana menteri mohammad hatta, untuk keperluan penyempurnaan rancangan itu. Dan terjadi kesepakatan mereka bertiga, mengganti pita yang dicengkeram garuda, yang awal mulanya adalah pita merah putih jadi pita putih dengan menambahkan semboyan “bhinneka tunggal ika”.
 

 

Pada tanggal 8 februari 1950, rancangan final lambang negara yang dibikin menteri negara RIS, Sultan Hamid II diajukan pada presiden soekarno. Rancangan final lambang negara tersebut memperoleh inputan/masukan ide dari partai masyumi untuk dipertimbangkan, dimana adanya keberatan terhadap gambar burung garuda dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai karena nanti bisa menimbulkan mispersepsi dan bisa dikira sebagai bentuk mitologis. 

Sultan hamid II kemudian kembali ajukan rancangan gambar lambang negara yang sudah disempurnakan menurut dan mengadopsi aspirasi yang berkembang, hingga tercipta bentuk rajawali – garuda pancasila dan disingkat garuda pancasila. Presiden soekarno sesudah itu menyerahkan rancangan tersebut pada kabinet RIS lewat M.Hatta  sebagai Perdana Menteri. 

AG Pringgodigdo didalam buku karyanya “sekitar pancasila” terbitan departemen hankam ( Dephankam ) , pusat sejarah ABRI mengatakan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II selanjutnya diresmikan pemakaiannya didalam sidang kabinet RIS. Saat itu gambar bentuk kepala rajawali garuda pancasila masih “gundul” dan “’tidak berjambul”’ layaknya bentuk yang ada saat ini. 

Inilah karya kebangsaan anak-anak negeri yang diramu dari beraneka aspirasi dan dirancang oleh seorang anak bangsa, yaitu Sultan Hamid II , Menteri negara RIS. Presiden soekarno sesudah itu memperkenalkanuntuk pertama kalinya lambang negara itu pada khalayak umum di hotel Des Indes, jakarta pada 15 februari 1950. 



Terjadi penyempurnaan kembali lambang negara dimana kepala burung rajawali garuda pancasila yang “gundul” jadi “berjambul”. Sedangkan bentuk cakar kaki yang sebelumnya mencengkram pita dan menghadap ke belakang diubah jadi menghadap ke depan, atas masukan presiden soekarno. 

Tepat pada tanggal 20 maret 1950, bentuk akhir gambar lambang negara yang sudah diperbaiki memperoleh disposisi presiden soekarno, yang sesudah itu memerintahkan pelukis istana, dullah, untuk melukis kembali rancangan tersebut cocok bentuk akhir rancangan menteri negara RIS Sultan Hamid II yang dipergunakan dengan resmi hingga saat ini. 



Untuk paling akhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara dimana lukisan otentiknya diserahkan pada H.Masagung, yayasan idayu jakarta pada 18 juli 1974. Namun lambang negara yang ada disposisi presiden soekarno dan photo gambar lambang negara yang diserahkan ke presiden soekarno pada awal februari 1950 masih terus disimpan oleh kraton kadriyah, pontianak. 

dari transkrip rekaman dialog Sultan Hamid II dengan Masagung ( 1974 ) pada saat penyerahan berkas dokumen proses perancangan lambang negara, disebutkan “ide perisai pancasila” nampak waktu Sultan Hamid ii masih merancang lambang negara. Dia teringat ucapan presiden soekarno, bahwa tentunya lambang negara mencerminkan pandangan hidup bangsa, dasar negara indonesia, dimana sila-sila dari dasar negara, yaitu pancasila divisualisasikan didalam lambang negara. 



Generasi sekarang belum tentu paham sejarah ini karena memang jarang diangkat dalam pelajaran-pelajaran di sekolah padahal Pancasila selama ini terbukti jadi perekat , pemersatu bangsa dalam kebhinekatunggalika-an. Pancasila saat ini mendapat gangguan baik dari luar maupun dari dalam , oleh sebab itu perlu kita jaga sebagai simbol bangsa ini.


Jika sekiranya artikel Sejarah Indonesia : Sejarah perubahan lambang negara Indonesia - Pancasila ini bermanfaat , jangan lupa di SHARE atau di LIKE ya.... cara mudah untuk menunjukkan nasionalisme kita sebagai bangsa yang tidak lupa sejarah.

Langganan via email

Enter your email address: