Keindahan Raja Ampat pasti sudah lekat di benak Anda. Sayangnya, butuh uang yang tak sedikit untuk menyaksikan langsung pesona kepulauan ini. Tapi, Anda bisa menyiasati beberapa hal agar bisa ke sana dengan bujet minim!
Waktu Raja Ampat baru terkenal, para traveler menghabiskan belasan hingga puluhan juta untuk bisa menikmati alamnya yang elok. Seiring berjalannya waktu, para traveler menjadi lebih "pintar" dalam mencari cara agar keindahan kepulauan di Papua Barat itu bisa dinikmati langsung.
Hal pertama yang harus diingat adalah semakin banyak orang yang ikut, semakin minim pengeluaran. Hal ini karena mayoritas sarana transportasi yang digunakan di Raja Ampat adalah sewaan, mulai dari mobil hingga perahu untuk berkeliling. Jadi, bawalah "awak" sebanyak-banyaknya!
Untuk mencapai Raja Ampat dari Jakarta, ada tiga alternatif. Pertama, menggunakan kapal PELNI (Rp 700.000-800.000/orang, sekali jalan). Paling murah, tapi perjalanannya paling lama. 5 Hari 4 malam hingga tiba di Kota Sorong.
Alternatif kedua adalah membeli tiket promo penerbangan langsung ke Sorong. Maskapai Sriwijaya misalnya, pernah memberi promo Buy 1 Get 1 Free. Ini berlaku untuk dua orang, dengan hanya Rp 1 juta per orang. Tinggal dikali dua untuk ongkos pulang-pergi.
Opsi ketiga adalah melakukan penerbangan (promo tentunya) dari Jakarta ke Ambon, lalu lanjut dengan kapal PELNI dari Ambon-Sorong. Tapi siap-siap saja, karena kapal PELNI ini hanya mampir sekitar 1 minggu sekali.
Di Sorong, Anda bisa menyewa taksi isi 5 orang (sekitar Rp 50.000-70.000 sekali jalan) menuju Pelabuhan Rakyat. Sebelum naik kapal menuju Waisai (ibukota Raja Ampat), Anda sebaiknya membeli perbekalan terlebih dahulu. Air minum yang banyak, juga makanan instan seperti mie. Harga bahan makanan di Sorong lebih murah dari pada Raja Ampat.
Ada dua kapal dengan rute Sorong-Waisai, keduanya berangkat tiap pukul 14.00 WIT. Pertama adalah kapal fiber (Rp 120.000/orang, 3 jam perjalanan). Lebih murah jika menggunakan kapal kayu (sekitar Rp 70.000/orang, sekitar 5-6 jam tergantung besarnya ombak).
Dari pelabuhan Waisai, Anda bisa menggunakan jasa ojek untuk mencari penginapan di kotanya (sekitar Rp 20.000, 15 menit perjalanan). Tapi sebelum check in, Anda harus mendatangi kantor Depbudpar setempat. Tiap wisatawan yang masuk ke wilayah Raja Ampat dikenakan biaya konservasi sebesar Rp 200.000 (turis domestik) dan Rp 500.000 (turis mancanegara).
Penginapan paling murah di Waisai dipatok Rp 200.000/kamar/malam. Jika ingin lebih hemat, Anda bisa melakukan "pendekatan" dengan warga lokal dan menginap dengan imbalan makanan atau uang. Ingin lebih hemat lagi? Gelarlah tenda di pesisir pantainya!
Jika ingin mengeksplorasi Raja Ampat keesokan harinya, bangunlah pukul 04.00 WIT. Bertolaklah ke Pasar Waisai, dan lihatlah jajaran perahu (orang lokal menyebutnya "long boat") yang bisa disewa lewat tawar-menawar dengan nelayan. Harganya sekitar Rp 2 juta (termasuk kapal dan nelayan itu sendiri sebagai pengemudi), namun belum termasuk BBM. Harga BBM itu sendiri Rp 10.000/liter.
Wayag adalah tujuan favorit para traveler. Inilah ikon Raja Ampat yang biasa Anda lihat di layar kaca, berupa lautan biru tua yang dihiasi gunung-gunung kecil berwarna hijau. Sebelum melakukan perjalanan ke tempat ini, sebaiknya bawalah banyak makanan dan minuman. Karena sepanjang jalan, bahan makanan hanya bisa ditemukan di dive resorts yang tentunya dibandrol lebih mahal.
Untuk mencapai Wayag diperlukan sekitar 400 liter bensin. Dengan kata lain, total pengeluaran long boat dengan rute Waisai-Wayag-Waisai adalah Rp 7 juta. Tapi tenang saja, 1 long boat bisa diisi hingga 14 orang. Alias, Anda hanya mengeluarkan Rp 500.000 untuk perjalanan lebih dari 12 jam.
Jarak tempuh yang jauh ini bukannya tanpa arti. Di sepanjang jalan, Anda bisa singgah ke beberapa titik snorkeling seperti Five Rocks dan Teluk Kabui. Jika ingin melakukan diving sebaiknya Anda menggunakan agen penyelaman di Waisai, salah satunya Waiwo Dive Resort. Sekali penyelaman minimal Rp 400.000/orang.
Tiba di Wayag, Anda harus melapor terlebih dahulu ke kantor konservasi laut setempat. Nelayan sudah mengetahui betul hal ini, sehingga Anda hanya perlu mengingatkannya saja. Nelayan juga mengetahui titik-titik favorit para traveler ketika berkunjung ke Wayag yang indahnya memesona ini.
Jika Anda berangkat 4 orang selama 3 hari 2 malam, seluruh hal diatas akan menghabiskan sekitar Rp 4,7 juta saja. Apalagi jika anggota rombongan lebih dari 5, atau mungkin 10 jika Anda mengajak keluarga dan teman terdekat. Nah, tunggu apa lagi? Raja Ampat di depan mata!
Cara hemat wisata ke raja ampat
Ongkos penerbangan Jakarta-Sorong (pergi-pulang) dengan maskapai Express Air mencapai Rp3,9 juta per orang dengan waktu tempuh enam jam karena harus transit di Makassar dua jam. Setiba di Bandara Domine Eduard Osok, Sorong, wisatawan bisa menggunakan angkutan kota menuju Pelabuhan Sorong yang hanya berjarak 10 menit dari bandara, cukup dengan ongkos Rp5.000. Jika menggunakan ojek, ongkosnya sekitar Rp15.000 dan Rp100.000 jika menggunakan mobil sewaan.
Dari pelabuhan, menggunakan kapal feri yang hanya berangkat pukul 14.00 WIT setiap hari menuju Waisai, Ibu Kota Raja Ampat yang terletak di Pulau Waigeo dengan tarif Rp120.000. Dibutuhkan waktu tiga sampai lima jam jika menggunakan feri, tergantung tinggi gelombang laut. Jika menggunakan perahu cepat (speedboat) dengan kapasitas 20 penumpang, biaya yang digunakan jauh lebih mahal. Bisa mencapai Rp8 juta per hari.
Mahalnya biaya perjalanan dikarenakan harga bahan bakar minyak di Raja Ampat Rp10.000 per liter. Itu pun sering sulit didapat. Karena itu, sangat disarankan bepergian dengan kelompok jika ingin menggunakan kapal berkecepatan tinggi yang boros bahan bakar. Biaya perjalanan bisa ditanggung bersama. Dengan speedboat dibutuhkan waktu dua sampai tiga jam untuk sampai ke Waisai sebelum menikmati sejumlah tempat lain di Raja Ampat.
Di Waisai, wisatawan bisa memilih home stay (rumah penduduk) yang disewakan Rp450.000 per malam, sudah termasuk makan. Untuk menyelam (diving) dan eksplorasi berlayar ke pulau-pulau di Raja Ampat wisatawan bisa menyewa perahu penduduk. Untuk sekali diving, biaya yang harus dikeluarkan sekitar Rp700.000. Dengan rincian rate diving sekitar Rp450.000 per orang ditambah sewa peralatan Rp250.000 per hari. Sedangkan biaya untuk sewa peralatan snorkeling lengkap (snorkel, kaki katak, dan pelampung) lebih murah, Rp100.000.
Waisai hanyalah tempat transit. Tujuan wisata bahari justru berada di sejumlah pulau di sekitarnya. Untuk menikmati keindahan Kepulauan Wayag yang menjadi ikon Raja Ampat, misalnya, butuh waktu sekitar enam jam perjalanan pergi pulang dari Waisai. Perjalanan hanya bisa ditempuh dengan speedboat yang harga sewanya antara Rp7 juta sampai Rp14 juta dari Waisai. Tergantung berapa lama menggunakannya.
Umumnya, wisatawan menikmati keindahan Wayag paling lama dua jam karena tidak ada tempat menginap. Untung ada Teluk Kabui. Tempat lain di Raja Ampat ini disebut-sebut sebagai miniaturnya Wayag karena bentuknya hampir menyerupai Wayag yang tersusun oleh gugusan pulau. Hampir semua pulau di Teluk Kabui merupakan tebing karst yang ditutupi vegetasi. sumber:kaskus